Rabu, 16 Februari 2011

Kerusakan Akidah di Film '3 Hati 2 Dunia 1 Cinta'

Sudah pernah nonton film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” belum? Kalo belum, nggak usah malu. Itu karena film ini isinya nggak penting alias nggak bermutu. Tema yang diangkat oleh film ini adalah hubungan cinta beda agama antara laki-laki muslim dengan perempuan non muslim.
Diceritakan dalam film tersebut tentang cinta sepasang remaja yang berbeda keyakinan antara Rosid dan Delia. Rosid adalah seorang seniman keturunan Arab sedangkan Delia adalah seorang penganut Katolik. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul “The Da Peci Code”. Dalam film ini tokoh Rosid yang kribo diperankan oleh Reza Rahadian. Dalam film ini juga turut bermain Laura Basuki dan Arumi Bachsin.

Campur Aduk antara Haq dan Batil
Usaha musuh-musuh Islam untuk mengalahkan kaum muslimin begitu kreatif. Anak-anak muda yang cenderung suka having fun dicekoki dengan film yang mengarahkan ke tujuan tertentu. Tak bisa meraih tujuan dengan cara biasa, maka diambillah langkah tak biasa. Toleransi semu yang seringkali digembar-gemborkan misalnya ajakan untuk merayakan hari raya agama lain tak berhasil, maka dicarilah cara lain. Salah satunya adalah dengan memberikan topik ringan yang disuka kaum muda yaitu tema cinta.
Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda. Jiwa muda yang menggelora dan meledak-ledak apalagi untuk urusan cinta menjadi begitu mudah dimanipulasi. Sudah pada dasarnya orang yang jatuh cinta itu seringkali logikanya meluncur ke level paling rendah, ditambah lagi dengan cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan. Top dah, cinta buta bin tolol yang pernah ada di dunia.
…Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda, dalam cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan…
Gula Jawa rasa coklat, logika miring orang jatuh cinta. Tapi ini masih mendinglah, daripada tahi kucing rasa coklat. Ini logika orang gila yang kehilangan indera perasa. Tapi di antara itu semua, ada yang kehilangan akal sehat melebihi sekadar kehilangan indra perasa seperti perumpamaan di atas. Yaitu ketika jatuh cinta pada seseorang beda keyakinan, dinasehatin tetap saja ngeyel, bahkan suka memutar balik ayat hanya sekadar mencari pembenaran plus durhaka sama orang tua demi cinta buta. Pesan-pesan seperti inilah yang berusaha ditanamkan dalam film ini.
Sobat muda, hubungan “cinta-kasih” beda agama itu bukan masalah sepele. Bukan cuma melibatkan hati dan perasaan saja, tapi lebih ke berbagai aspek luas lainnya. Di sini nanti akan bersinggungan dengan yang namanya etika pergaulan antar lawan jenis. Bila berhubungan dengan seseorang yang beda keyakinan, akan ribet urusannya karena si dia pasti terheran-heran bahwa ada agama yang begitu mengatur secara detil tentang pergaulan. Belum lagi terkait juga dengan keberatan dari kedua belah pihak karena itu nantinya pihak keluarga harus siap menerima calon anggota keluarga yang berbeda keyakinan, dan itu tidak mudah. Yang paling penting adalah terkait dengan akidah yang ini urusannya sama sekali tidak bisa dipandang enteng. Dunia dan akhirat, Bro!
Telah jelas yang hak dan yang batil itu. Adanya hubungan beda keyakinan ibarat mencampur air susu dengan air comberan. Apakah kamu mau meminum air yang sudah terkontaminasi ini? Boro-boro disuruh minum, mendengarnya saja kamu pasti sudah jijay bajay alias ogah banget. Seperti ini juga gambaran orang yang menjalin hubungan asmara dengan beda keyakinan. Bila perempuannya muslimah dan laki-lakinya non muslim, hubungan seperti ini sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan hubungan suami istri mereka statusnya sama dengan berzina. Na’udzubillah.
…Hubungan perempuannya muslimah dengan laki-lakinya non muslim sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan status hubungan suami istri mereka adalah berzina…
Bila yang laki-lakinya muslim dan perempuannya non muslim, memang ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini. Perbedaan pendapat inilah yang sepertinya dimanfaatkan oleh orang-orang liberal yang berada di balik pembuatan film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” untuk dibidik dalam melemehkan keyakinan pemuda muslim lainnya. Ada pendapat yang membolehkan bila laki-lakinya muslim, karena dialah yang akan menjadi imam dalam keluarga. Diharapkan ia bisa memimpin istri dan anak-anaknya agar masuk Islam bersama-sama. Tapi bagaimana bila kenyataan berbicara sebaliknya? Hmm...
Pemurtadan terselubung
Banyak kasus terjadi, laki-laki tidak bisa membuat istrinya yang beda agama agar mau memeluk Islam. Sebaliknya, si suami malah terseret murtad karena bujuk rayu mulut perempuan non muslim yang telah menjadi istrinya itu. Si suami pun mudah tergoda dengan alasan demi keutuhan rumah tangga dan anak-anak. Bukannya menyelamatkan keluarga dari siksa api neraka seperti yang diperintahkan dalam Al-Quran, si suami malah dengan sukarela akhirnya menapak jejak yang mendekatkannya pada neraka jahanam.
Firman Allah SWT (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs Al-Baqarah 221)
Yang sudah menikah saja kasus seperti ini banyak, apalagi yang belum menikah. Selain pemurtadan, kedua pasangan ini akan banyak melanggar etika pergaulan dalam Islam. Misalnya saja berkhalwat atau berdua-duaan dengan non mahram alias mojok berdua sebagaimana pada umumnya aktivitas pacaran. Masa’ iya hubungan dengan seorang non muslim diajak berta’aruf yang islami? Pastilah akan banyak pertanyaan dan keberatan yang menyertai. Tidak bisa tidak, memahamkan secara akidah harus diberikan sebelum sampai pada etika hubungan dengan lawan jenis. Nah, bisakah ini dilakukan?
…Orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam…
Kamu jangan lupa juga bahwa seringkali orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam. Bila pun mereka mengaku paham, sebetulnya mereka cuma hafal tanpa tahu konteks makna dalil yang dihafalkan itu. Hal ini banyak menimpa mereka yang sok hafal plus sik tahu banyak dalil kemudian dengan sombongnya memutar balik ayat. Bahkan ada juga seorang yang mengaku dirinya ulama, anak perempuannya malah menikah dengan non muslim keturunan Yahudi. Bahkan dia sendiri yang menjadi wali bagi anaknya yang itu artinya dia restui perzinaan tersebut. Sebab,  menurut hukum Islam, haram seorang muslimah menikah dengan orang musyrik dan kafir.
Upaya para manusia yang mengaku dirinya ulama dan cendekiawan muslim ini jelas-jelas merusak. Mereka mempunyai makar, tapi rencana Allah jauh lebih dahsyat untuk menggagalkan upaya liberalisasi ide Islam ini. Firman Allah SWT (yang artinya): “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Qs Ali Imran 54)
Bro en Sis, mereka sering kalah dan gagal ketika duduk berdialog dengan ulama dan cendekiawan Islam yang lurus. Karena gagal di ranah ilmiah inilah, akhirnya ada orang-orang yang seide dengan para sekularis bin liberalis ini mengangkatnya dengan tema hiburan berupa film. Cemen banget dah!
Be careful!
Setelah mendapatkan wawasan baru tentang upaya musuh-musuh Islam dalam merusak generasi muda muslim, kamu kudu waspada. Nonton film tersebut sih boleh-boleh saja, tapi kamu kudu siap dengan saringan atau filternya. Apaan tuh filternya? Tentu saja Islam dong. Emang ada filter yang lain selain Islam? Jawabnya tak ada filter yang mampu menyaring sampah-sampah ide kotor semisal toleransi semu ala sekularis kecuali Islam saja.
…Nonton film tak sekadar nonton film. Sikapi dengan bijak makna tersirat dalam film tersebut, yaitu upaya melegalkan kawin campur beda agama yang merusak itu…
Nonton film tak sekadar nonton film. Karena setiap perbuatan anak manusia akan dipertanggungjawabkan di Yaumil Akhir nanti, maka berbuatlah bijaksana meskipun hanya untuk nonton film ini. Seharusnya setelah membaca uraian di atas, kamu bisa menyikapi dengan bijak isi film tersebut dan menangkap makna tersirat dalam upaya melegalkan kawin campur beda keyakinan yang merusak itu. Kamu semakin kritis dan cerdas, plus juga makin hati-hati dalam memilih tontonan. Ingat, fungsi tontonan saat ini sangat berpeluang besar untuk menjadi tuntunan alias ditiru oleh para penontonnnya.
Jangan sampai kamu terjerumus! Menonton film apalagi yang merusak akidah dan pemahaman, kudu hati-hati banget. Perkuat dulu keimanan dan wawasan keislaman kamu. Jangan sampai niat hati mau cari hiburan tapi malah menjerumuskan. Begitu juga dengan teman-teman kamu yang biasanya pada demen nonton film. Paling tidak pelajari dulu isi film, pahamkan tentang muatannya yang merusak akidah dan mengajak pada kebatilan, baru deh nonton filmnya penuh dengan kekritisan khas pemuda muslim yang cerdas.
Kalau ini yang kamu lakukan, so pasti keimanan dan kecerdasan kamu bakal makin meningkat, insya Allah. Wawasan ini tak boleh hanya diketahui oleh kamu sendiri saja. Sebarkan isi artikel ini sehingga akan banyak generasi muda muslim yang terselamatkan pemikirannya. Karena hubungan beda agama, jelas-jelas tak membawa manfaat apa pun bagi pelakunya. Selain aktivitasnya yang notabene mendekati zina dengan pacaran, sangat berpeluang mengajak kamu kepada meragukan keyakinanmu sendiri yang nantinya bisa berakibat murtad. Be careful! So, hubungan “cinta-kasih” beda agama? NO WAY! Catet ya! Sip deh.  [voa-islam.com]
Sudah pernah nonton film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” belum? Kalo belum, nggak usah malu. Itu karena film ini isinya nggak penting alias nggak bermutu. Tema yang diangkat oleh film ini adalah hubungan cinta beda agama antara laki-laki muslim dengan perempuan non muslim.
Diceritakan dalam film tersebut tentang cinta sepasang remaja yang berbeda keyakinan antara Rosid dan Delia. Rosid adalah seorang seniman keturunan Arab sedangkan Delia adalah seorang penganut Katolik. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul “The Da Peci Code”. Dalam film ini tokoh Rosid yang kribo diperankan oleh Reza Rahadian. Dalam film ini juga turut bermain Laura Basuki dan Arumi Bachsin.
Campur Aduk antara Haq dan Batil
Usaha musuh-musuh Islam untuk mengalahkan kaum muslimin begitu kreatif. Anak-anak muda yang cenderung suka having fun dicekoki dengan film yang mengarahkan ke tujuan tertentu. Tak bisa meraih tujuan dengan cara biasa, maka diambillah langkah tak biasa. Toleransi semu yang seringkali digembar-gemborkan misalnya ajakan untuk merayakan hari raya agama lain tak berhasil, maka dicarilah cara lain. Salah satunya adalah dengan memberikan topik ringan yang disuka kaum muda yaitu tema cinta.
Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda. Jiwa muda yang menggelora dan meledak-ledak apalagi untuk urusan cinta menjadi begitu mudah dimanipulasi. Sudah pada dasarnya orang yang jatuh cinta itu seringkali logikanya meluncur ke level paling rendah, ditambah lagi dengan cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan. Top dah, cinta buta bin tolol yang pernah ada di dunia.
…Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda, dalam cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan…
Gula Jawa rasa coklat, logika miring orang jatuh cinta. Tapi ini masih mendinglah, daripada tahi kucing rasa coklat. Ini logika orang gila yang kehilangan indera perasa. Tapi di antara itu semua, ada yang kehilangan akal sehat melebihi sekadar kehilangan indra perasa seperti perumpamaan di atas. Yaitu ketika jatuh cinta pada seseorang beda keyakinan, dinasehatin tetap saja ngeyel, bahkan suka memutar balik ayat hanya sekadar mencari pembenaran plus durhaka sama orang tua demi cinta buta. Pesan-pesan seperti inilah yang berusaha ditanamkan dalam film ini.
Sobat muda, hubungan “cinta-kasih” beda agama itu bukan masalah sepele. Bukan cuma melibatkan hati dan perasaan saja, tapi lebih ke berbagai aspek luas lainnya. Di sini nanti akan bersinggungan dengan yang namanya etika pergaulan antar lawan jenis. Bila berhubungan dengan seseorang yang beda keyakinan, akan ribet urusannya karena si dia pasti terheran-heran bahwa ada agama yang begitu mengatur secara detil tentang pergaulan. Belum lagi terkait juga dengan keberatan dari kedua belah pihak karena itu nantinya pihak keluarga harus siap menerima calon anggota keluarga yang berbeda keyakinan, dan itu tidak mudah. Yang paling penting adalah terkait dengan akidah yang ini urusannya sama sekali tidak bisa dipandang enteng. Dunia dan akhirat, Bro!
Telah jelas yang hak dan yang batil itu. Adanya hubungan beda keyakinan ibarat mencampur air susu dengan air comberan. Apakah kamu mau meminum air yang sudah terkontaminasi ini? Boro-boro disuruh minum, mendengarnya saja kamu pasti sudah jijay bajay alias ogah banget. Seperti ini juga gambaran orang yang menjalin hubungan asmara dengan beda keyakinan. Bila perempuannya muslimah dan laki-lakinya non muslim, hubungan seperti ini sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan hubungan suami istri mereka statusnya sama dengan berzina. Na’udzubillah.
…Hubungan perempuannya muslimah dengan laki-lakinya non muslim sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan status hubungan suami istri mereka adalah berzina…
Bila yang laki-lakinya muslim dan perempuannya non muslim, memang ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini. Perbedaan pendapat inilah yang sepertinya dimanfaatkan oleh orang-orang liberal yang berada di balik pembuatan film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” untuk dibidik dalam melemehkan keyakinan pemuda muslim lainnya. Ada pendapat yang membolehkan bila laki-lakinya muslim, karena dialah yang akan menjadi imam dalam keluarga. Diharapkan ia bisa memimpin istri dan anak-anaknya agar masuk Islam bersama-sama. Tapi bagaimana bila kenyataan berbicara sebaliknya? Hmm...
Pemurtadan terselubung
Banyak kasus terjadi, laki-laki tidak bisa membuat istrinya yang beda agama agar mau memeluk Islam. Sebaliknya, si suami malah terseret murtad karena bujuk rayu mulut perempuan non muslim yang telah menjadi istrinya itu. Si suami pun mudah tergoda dengan alasan demi keutuhan rumah tangga dan anak-anak. Bukannya menyelamatkan keluarga dari siksa api neraka seperti yang diperintahkan dalam Al-Quran, si suami malah dengan sukarela akhirnya menapak jejak yang mendekatkannya pada neraka jahanam.
Firman Allah SWT (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs Al-Baqarah 221)
Yang sudah menikah saja kasus seperti ini banyak, apalagi yang belum menikah. Selain pemurtadan, kedua pasangan ini akan banyak melanggar etika pergaulan dalam Islam. Misalnya saja berkhalwat atau berdua-duaan dengan non mahram alias mojok berdua sebagaimana pada umumnya aktivitas pacaran. Masa’ iya hubungan dengan seorang non muslim diajak berta’aruf yang islami? Pastilah akan banyak pertanyaan dan keberatan yang menyertai. Tidak bisa tidak, memahamkan secara akidah harus diberikan sebelum sampai pada etika hubungan dengan lawan jenis. Nah, bisakah ini dilakukan?
…Orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam…
Kamu jangan lupa juga bahwa seringkali orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam. Bila pun mereka mengaku paham, sebetulnya mereka cuma hafal tanpa tahu konteks makna dalil yang dihafalkan itu. Hal ini banyak menimpa mereka yang sok hafal plus sik tahu banyak dalil kemudian dengan sombongnya memutar balik ayat. Bahkan ada juga seorang yang mengaku dirinya ulama, anak perempuannya malah menikah dengan non muslim keturunan Yahudi. Bahkan dia sendiri yang menjadi wali bagi anaknya yang itu artinya dia restui perzinaan tersebut. Sebab,  menurut hukum Islam, haram seorang muslimah menikah dengan orang musyrik dan kafir.
Upaya para manusia yang mengaku dirinya ulama dan cendekiawan muslim ini jelas-jelas merusak. Mereka mempunyai makar, tapi rencana Allah jauh lebih dahsyat untuk menggagalkan upaya liberalisasi ide Islam ini. Firman Allah SWT (yang artinya): “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Qs Ali Imran 54)
Bro en Sis, mereka sering kalah dan gagal ketika duduk berdialog dengan ulama dan cendekiawan Islam yang lurus. Karena gagal di ranah ilmiah inilah, akhirnya ada orang-orang yang seide dengan para sekularis bin liberalis ini mengangkatnya dengan tema hiburan berupa film. Cemen banget dah!
Be careful!
Setelah mendapatkan wawasan baru tentang upaya musuh-musuh Islam dalam merusak generasi muda muslim, kamu kudu waspada. Nonton film tersebut sih boleh-boleh saja, tapi kamu kudu siap dengan saringan atau filternya. Apaan tuh filternya? Tentu saja Islam dong. Emang ada filter yang lain selain Islam? Jawabnya tak ada filter yang mampu menyaring sampah-sampah ide kotor semisal toleransi semu ala sekularis kecuali Islam saja.
…Nonton film tak sekadar nonton film. Sikapi dengan bijak makna tersirat dalam film tersebut, yaitu upaya melegalkan kawin campur beda agama yang merusak itu…
Nonton film tak sekadar nonton film. Karena setiap perbuatan anak manusia akan dipertanggungjawabkan di Yaumil Akhir nanti, maka berbuatlah bijaksana meskipun hanya untuk nonton film ini. Seharusnya setelah membaca uraian di atas, kamu bisa menyikapi dengan bijak isi film tersebut dan menangkap makna tersirat dalam upaya melegalkan kawin campur beda keyakinan yang merusak itu. Kamu semakin kritis dan cerdas, plus juga makin hati-hati dalam memilih tontonan. Ingat, fungsi tontonan saat ini sangat berpeluang besar untuk menjadi tuntunan alias ditiru oleh para penontonnnya.
Jangan sampai kamu terjerumus! Menonton film apalagi yang merusak akidah dan pemahaman, kudu hati-hati banget. Perkuat dulu keimanan dan wawasan keislaman kamu. Jangan sampai niat hati mau cari hiburan tapi malah menjerumuskan. Begitu juga dengan teman-teman kamu yang biasanya pada demen nonton film. Paling tidak pelajari dulu isi film, pahamkan tentang muatannya yang merusak akidah dan mengajak pada kebatilan, baru deh nonton filmnya penuh dengan kekritisan khas pemuda muslim yang cerdas.
Kalau ini yang kamu lakukan, so pasti keimanan dan kecerdasan kamu bakal makin meningkat, insya Allah. Wawasan ini tak boleh hanya diketahui oleh kamu sendiri saja. Sebarkan isi artikel ini sehingga akan banyak generasi muda muslim yang terselamatkan pemikirannya. Karena hubungan beda agama, jelas-jelas tak membawa manfaat apa pun bagi pelakunya. Selain aktivitasnya yang notabene mendekati zina dengan pacaran, sangat berpeluang mengajak kamu kepada meragukan keyakinanmu sendiri yang nantinya bisa berakibat murtad. Be careful! So, hubungan “cinta-kasih” beda agama? NO WAY! Catet ya! Sip deh.  [voa-islam.com]

1 komentar:

  1. Sungguh dakwah lewat sinetron adalah bid'ah yg nyata. Rosul tidak pernah dakwah lewat sinetron.

    Ingin mengenal islam lebih dekat dan mudah??? kunjungi http://cupy-moslem.blogspot.com/

    BalasHapus