Sabtu, 20 Agustus 2011

My Report "Timnas Senior vs Timnas U23"

Kaos Raksasa
Berangkat dari rumah pukul 16.00 tanpa adanya tiket di tangan tidak membuat hati ini terlalu risau. Saya optimis masih banyak tiket dijual di tiket box stadion Manahan. Kalaupun kehabisan tiket saya percaya petuah bijak di salah satu merk buku tulis “dimana ada keinginan, disitu ada jalan”. Dengan penuh semangat ku kendarai motor "Honda Win" menuju stadion Manahan Solo, stadion terbaik setelah GBK (agak narsis).  Sesampai di Manahan, sudah tampak banyak manusia yang ingin mendukung perjuangan TIMNAS.

Setelah memarkirkan motor, langsung kulangkahkan kaki ke tribun timur, dengan pertimbangan selisih harga hanya lima ribu rupiah dengan tempat saya sering nonton, tribun selatan.  Akan tetapi antrian yang sudah tidak manusiawi, sangat panjang dan ruwet, membuat saya berubah pikiran.  Saya beralih ke tribun selatan, tribun dimana saya dibesarkan sebagai supporter. Cukup antri selama 2 menit, tiket seharga lima belas ribu berhasil saya genggam. Waktu menunjukkan pukul 17.00, waktunya hampir berbuka. Langsung saya nyalakan mesin motor dan menuju warung Soto Seger “mbok Giyem” di kawasan tipes. Setelah menunggu sekitar 10 menit, kumpullah saya bersama adik yang baru pulang les LIA dan ebes+emes yang baru pulang dari belanja.

Setelah menghabiskan dua mangkuk soto, buka puasa pun selesai. Segera saya bertolak ke utara lagi. Tujuan tidak langsung ke Manahan tapi tarweh dulu di masjid Kota Barat, karena memang jam di HP masih menunjukkan pukul 18.15 dan kick off baru dimulai pukul 20.30 WIB. Ibadah sholat sunnah tarweh telah selesai kutunaikan, saat mendukung timnas dimulai.

Aksi Salah Satu Suporter Timnas
Dengan atribut merah putih serta semangat yang membara, masuklah diri ini ke tribun selatan. Masih tampak pemain dari kedua tim (timnas senior dan timnas U-23) sedang melakukan pemanasan. Pemanasan selesai, pemain meninggalkan lapangan dan menuju ruang ganti. Lima menit berlalu, 22 pemain dari kedua tim tampak berbaris dan siap memasuki lapangan. Dengan diiringi FIFA anthem, para laskar Garuda memasuki lapangan kembali. Timnas senior memakai kostum merah putih, sedangkan timnas U23 memakai putih hijau. Dibawah pimpinan dirigen Maryadi Gondrong, Pasoepati pun melakukan aksinya. Indonesia Raya pun berkumandang kemudian.

Laporan pertandingan (versi Goal.com )
Timnas senior langsung mencoba membongkar pertahanan timnas U-23 sejak wasit Okky Dwi Putra meniupkan pluit kick-off. Namun serangan yang dibangun timnas senior mudah dipatahkan barisan belakang tim Garuda Muda.

Selepas laga berjalan 20 menit, performa timnas U-23 mulai membaik, dan mampu memberikan tekanan ke pertahanan timnas senior. Penyelesaian akhir yang tak sempurna membuat timnas U-23 gagal menjebol gawang Kurnia Meiga.

Upaya timnas U-23 untuk menjebol gawang seniornya membuahkan hasil pada menit ke-26. Berawal dari serangan balik cepat, Septia Hadi menerima umpan terobosan dari sisi kanan pertahanan, dan langsung melepaskan tendangan keras yang menembus gawang Kurnia Meiga.

Tertinggal satu gol, timnas senior meningkatkan tempo permainan untuk melakukan tekanan. Pada menit ke-31, Boaz berhasil menjebol gawang Andritany Adyaksa. Tapi gol itu dianulir wasit, karena Gonzales yang melakukan kerja sama satu-dua dengan Boaz dalam posisi off-side.

Suporter Timnas Kompak
Tekanan bertubi-tubi dilancarkan timnas senior. Sejumlah peluang berhasil diperoleh, namun penyelesaian akhir yang buruk membuat timnas senior gagal menyamakan kedudukan.

Timnas senior sebetulnya bisa menyamakan kedudukan di menit ke-34, tapi M Ridwan yang berdiri bebas usai mendapat umpan silang dari sektor kiri pertahanan timnas U-23 justru berusaha memberikan bola kepada Gonzales.

Selang satu menit kemudian, peluang kembali diperoleh timnas senior. Sayangnya, tendangan Boaz masih melebar di sisi kanan gawang Andritany. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.

Di babak kedua, Rijsbergen mengganti seluruh pemainnya, dan memasukkan diantaranya Bambang Pamungkas, Irfan Bachdim, Ferdinand Sinaga, serta Oktovianus Maniani. Sedangkan Rahmad tidak melakukan perubahan berarti. Dan saat itupun Irfan Bachdim menjadi pemain yang paling dielu-elukan para penonton.

Sejumlah peluang berhasil diperoleh timnas senior, namun belum terlalu mengancam gawang timnas U-23. Sebaliknya, permainan timnas U-23 terorganisasi lebih baik dibandingkan seniornya.

Timnas senior akhirnya berhasil menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti Bambang Pamungkas di menit ke-60. Hadiah penalti diberikan wasit menyusul pelanggaran handsball Jajang Mulyana.

Walau timnas senior berhasil menyamakan skor, dan menekan pertahanan mereka, timnas U-23 tidak panik. Para pemain muda itu tampil penuh disiplin.

Pada menit ke-64, timnas senior berpeluang unggul. Hanya saja, tendangan bebas Bambang masih bisa ditepis kiper timnas U-23. Selang satu menit kemudian, giliran Ferdinand yang gagal mengkonversinya menjadi gol, kendati hanya berhadapan dengan Andritany.

Walau sudah berusaha untuk membalikkan keadaan, timnas senior tetap gagal menambah pundi-pundi golnya, sehingga laga ditutup dengan skor 1-1.

Hal ini sekaligus menjadi tamparan bagi pemain timnas senior yang bermain kurang greget. Mereka tidak boleh turun mental ketika menjalani pertandingan Internasional melawan Palestina. Walaupun peringkat Palestina masih dibawah Indonesia, Timnas harus menang melawan Palestine. Hal ini bisa menjadi suntikan moral sebelum timnas melakukan tour Timur Tengah….

Support Indonesia, Save Palestine
Indonesia,,,dung… dung… dung… dung… dung…

1 komentar: